JilbabMerupakan Kewajiban, Bukan Pilihan Huba 9 Oktober 2020 Oleh: Sumiati (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif ) Tidak henti-hentinya musuh-musuh Islam membuat kegaduhan. Berbagai lini diserang, tak terkecuali pakaian perempuan muslim. Belum lama ini dunia kembali digegerkan dengan kiprah mereka yang hendak mengecoh umat Islam.
Adeummunasywah Adeummunasywah Agama Sunday, 07 Aug 2022, 0727 WIB Hijab kewajiban bukan pulihan Oleh Heni Nuraeni Sungguh menjadi sebuah ironi yang memilukan jika generasi Muslim yang harusnya menjadi harapan besar bagi agama maupun bangsa justru anti terhadap ajaran agamanya sendiri. Tiada yang bisa menafikkan bahwa hijab harusnya telah menjadi ciri khas atau identitas yang bisa dikenali dari seorang Muslimah. Tetapi, risiko dan ancaman nyata sekularisme saat ini telah terbukti. Fungsi pendidikan sebagai wadah untuk melatih generasi Muslim melakukan kebaikan dan ketaatan pada syariat, malah dipandang sebagai pelanggaran hak peserta didik. Membedakan aturan sekolah berbasis agama dan umum terkait masalah pakaian juga merupakan sebuah kekeliruan yang lagi-lagi merupakan dampak dari pengadopsian sekularisme. Sebab, hijab bukanlah sebuah pilihan boleh digunakan atau tidak sesuai keinginan. Tetapi syariatnya telah jelas, selama dia seorang Muslimah yang telah baligh maka wajib atasnya untuk mengenakan hijab. Sekularisme merupakan akidah dari mabda ideologi kapitalisme yang sedang diterapkan hari ini. Sekuler adalah gagasan berpikir yang memisahkan antara aturan beragama dengan kehidupan. Sekularisme kini menjadi akidah yang dibangga-banggakan hampir di seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Sekularisme ini pulalah yang menjadi racun pemikiran bagi para generasi saat ini khususnya generasi Muslim. Generasi Muslim menjadi kehilangan jati dirinya akibat paham pemisahan aturan beragama ini. Barat kini menjadi kiblat generasi, mulai dari food, fun, fashion, hingga lifestyle-nya. Semua itu terjadi, sebab gejolak pencarian jati diri di usia muda para generasi tidak di bentengi oleh aturan agama. Alhasil potensi itu menjadi liar, dilampiaskan sesuai dorongan syahwat generasi muda. Di samping itu, alih-alih negara berperan sebagai filter masuknya budaya Barat. Negara justru menjadi corong budaya bebas ala Barat dengan mudahnya masuk meracuni para generasi. Ide moderasi agama yang kini menjadi ide andalan negara yang dominan disebarluaskan dalam ranah pendidikan pun sejatinya merupakan senjata Barat yang bukannya melahirkan pemuda-pemuda taat tetapi justru makin menjauhkan generasi Muslim dari ajaran Islam kaffah. Semangat belajar Islam para generasi menjadi terbelenggu oleh narasi ekstremisme dan radikalisme. Semangatnya terhalang oleh rasa takut dan ketidakpedeannya akibat tidak didukung oleh kondisi yang ada. Maka wajar, jika kemudian, hijab yang notabanenya merupakan kewajiban sekaligus ciri identitas seorang Muslimah menjadi hal yang tabu untuk dikenakan. Melahirkan generasi berkarakter kuat dan tangguh tentu menjadi cita-cita bagi sebuah bangsa dalam melahirkan sebuah perubahan. Karakter ini tentu hanya bisa diperoleh dari solusi Islam yang pernah terbukti pada masa kegemilangan peradaban Islam selama 13 abad lamanya. Di masa itu, tercetak banyak pemuda yang tidak hanya hebat dari aspek intelektualnya tetapi juga saleh pribadinya. Beberapa contoh di antaranya adalah Salman al-Farisi, Imam As-syafi'i, Muhammad Al-Fatih, Ibnu Sina, Ibnu Firnas, al-Khawarizmi, Shalahuddin Al-Ayyubi, Harun Ar-Rasyid, dan banyak pemuda lainnya. Mereka mengerahkan segala potensi yang dimilikinya semata untuk menciptakan kebermanfaatan di tengah-tengah umat. Pencapaian di masa peradaban Islam tersebut tak lepas dari beberapa hal penting yang diupayakan realisasinya. Pertama adalah penanaman akidah Islam dalam diri setiap generasi Muslim. Pemahamannya yang kuat terhadap asal keberadaannya, tujuan hidupnya, pertanggungjawabannya kelak di akhirat melahirkan kesadaran pada diri generasi akan keterikatannya pada syariat Islam. Waktunya yang singkat di dunia akan dimanfaatkan dengan baik khususnya dalam hal menuntut ilmu, yang dengan itu keimanan dan ketakwaannya akan semakin kuat. Tidak mudah dipengaruhi oleh berbagai perkembangan style hidup yang ada. Kedua adalah kontrol masyarakat. Karakter sebuah generasi tidak lepas dari pengaruh lingkungannya. Lingkungan yang acuh menjadikan generasi muda tumbuh menjadi pribadi yang acuh pula. Sebaliknya, masyarakat yang peka mampu menjadi salah satu kontrol bagi perilaku generasi muda. Sehingga, dapat tercipta masyarakat yang harmonis. Ketiga adalah peran negara. Individu maupun masyarakat sejatinya tak cukup kuat melahirkan generasi kuat dan tangguh jika tak didukung oleh peran negara. Dengan adanya peran negara pembentukan karakter kuat pada diri generasi bisa jadi lebih sistematis. Hal itu dikarenakan negara akan menjadi benteng pertahanan masuknya racun-racun pemikiran maupun budaya luar. Dilengkapi pula oleh sistem pendidikan yang berasaskan pada akidah Islam, dengan tujuan melahirkan output-output bersyakhsiyah Islam sekaligus menguasai ilmu-ilmu terapan. Dengan hal ini, ketaatan generasi Muslim pada syariat Islam akan dijalankan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Bukan atas dasar paksaan. Namun, hal ini tentu tak mungkin dapat terealisasi selama sekularisme masih menjadi akidah yang diemban oleh generasi maupun negara. Tetapi perlu mengganti akidah tersebut dengan akidah Islam kemudian mewujudkannya dalam institusi negara yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta khalifah setelahnya yakni institusi Daulah Khilafah Islamiah. Wallahu a'lam bishshawab. hijab kewajiban bukanpilihan Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Agama
JILBABITU BUKAN PILIHAN TAPI KEWAJIBAN Dapatkan link; Facebook; Twitter; Pinterest; Email; Aplikasi Lainnya - Agustus 13, 2017 Nah karena hijab juga merupakan kewajiban loh bagi setiap muslimah, ga percaya ? yuk simak firman Allah dalam Al-quran berikut ini. Allah ta'ala berfirman, Sejumlah pengunjung Car Free Day CFD Kota Solo yang diselenggarakan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu 1/1/2015, menempelkan tulisan yang memuat pengalaman mereka mengenakan busana muslimah. 01/02/2015 Bagi sebagian besar orang di negara-negara Barat, hijab memang belum sepenuhnya bisa diterima dengan baik oleh masyarakatnya. Maka itu, tidak mengherankan bila terjadi banyak kasus diskriminasi akibat penggunaan hijab di berbagai negara. 01/02/2015 Hijab dikenal oleh orang-orang Indonesia sebagai pakaian muslimah. Ada juga yang mendefinisikannya sebagai penghalang shalat antara ma’mum laki-laki dan perempuan. Hijab dalam arti pakaian muslimah disini merupakan suatu kewajiban yang Allah serukan dalam Al-Quran seperti dalam terjemahan quran surat An-Nur31 “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” Juga dalam terjemahan quran surat Al-Ahzab59 “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Berhijab merupakan kewajiban yang ditaklifkan dibebankan kepada seorang individu muslimah. Setiap muslimah wajib mengenakan hjab ketika keluar rumah atau bertemu dengan non mahram. Kewajiban ini sama halnya dengan kewajiban menegakkan shalat atau berpuasa di bulan Ramadhan. Jadi, berhijab bukanlah pilihan melainkan kewajiban. Fenomena berhijab dikalangan muslimah Indonesia khususnya saat ini patut untuk dibanggakan karena setidaknya ada syariat islam yang telah ditunaikan terlepas dari benar tidaknya muslimah dalam mengenakan hijab. Mulai dari hijab trendi sampai hijab syar’i. Semua hal itu harus dikembalikan lagi pada dasar mengapa dan bagaimana seorang muslimah berhijab? Ketika seorang muslimah mampu menjawab pertanyaan tersebut maka seorang muslimah ssetidaknya terbebas dari motif-motif tidak jelas seperti motif seorang muslimah berhijab karena keinginan saja atau karena berhijab itu dapat melindungi kulit dari sinar matahari. Namun, disamping hal itu ternyata fenomena berhijab memiliki kenadala di berbagai negara minoritas seperti Prancis, Inggris dan negara barat lainnya. Pelarangan menggunakan niqab bagi muslimah Prancis menjadi kendala bagi mereka dalam menjalankan syariat Islam. Pun demikian ketika hendak memasuki kelas dalam rangka mengikuti pelajaran atau ujian, lagi-lagi seorang muslimah harus menanggalkan kerudungnya. Tak hanya di negara barat, tapi di Indonesia pun para muslimah mengalami diskriminasi dalam menggunakan hijab. Belum lama kasus penundaan polwan berhijab, ditambah kasus siswi di Bali yang mengalami hambatan berhijab ketika ingin sekolah dengan memakai kerudung menjadi beberapa contoh bahwa adanya diskriminasi terhadap syariat islam. Perintah berhijab merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap individu muslimah. Namun lagi-lagI hal ini berbenturan dengan peraturan yang diterapkan dalam suatu negara. Ketika kebebasan berekspresi yang lahir dari sistem demokrasi menjadi ukuran, maka wajar saja orang-orang bebas memakai pakaian sesuai keinginannya padahal jelas-jelas hal ini bertentangan dengan prinsip syariat islam. Ironisnya, ketika seorang muslimah hendak menjalankan salahsatu syariat islam ini mendapat hambatan dari pemerintah. Berbeda dengan ketika seorang perempuan yang memakai bikini maka hal itu dilegalkan dalam sistem demokrasi karena hal itu dilindungi. Jika memang kebebasan berekspresi itu menjadi ukuran, lalu mengapa ketika seorang muslimah yang ingin berhijab malah justru diberi hambatan bahkan dilarang? Inilah ketidakjelasan dan ketidakadilan dari aturan yang lahir dari sistem demokrasi. Syariat islam tidak diberlakukan sebagai aturan kehidupan. Syariat islam termasuk syariat mengenai kewajiban muslimah dalam berhijab pun menjadi ancaman bagi sistem ini. Jelas hal ini sangat bertentangan dengan prinsip Islam bahwa manusia wajib berhukum dengan hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT. Seperti dalam terjemahan quran surat Al-Maidah ayat 45 “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orng-orang dzalim.” Selama hal ini terus dibiarkan, umat islam akan terus diberi hambatan ketika ingin menjalankan kewajibannya sebagai muslim. Maka marilah songsong abad kebangkitan islam dengan melanjutkan kehidupan islam melalui tegaknya syariah dan Khilafah di muka bumi ini. Allahu Akbar… Wallahu a’lam… Oleh Nurhayati jurusan pendidikan Agama Islam fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta KIPRAHCO.ID- Hijab (jilbab) bukanlah suatu pilihan, melainkan kewajiban untuk dipakai oleh seorang muslimah. Muslimah adalah seorang wanita yang beragama Islam. Lebih tegas lagi, jika kita mengaku sebagai Muslimah berarti wajib mengenakan hijab.Hijab Itu Bukan Sebuah Pilihan Berhijab adalah sebuah kewajiban, bukan kemauan ataupun pilihan. Hijab bukanlah suatu alasan untuk tidak bisa tampil modis dan cantik. Islam memudahkan kita beribadah, salah satunya adalah memudahkan kita dalam memakai hijab, namun bukan lantas menjadi sesuatu yang kita gampangkan dan pudar kesyar’iannya seiring perkembangan zaman. Hijab pun merupakan identitas wanita muslim agar lebih dikenali. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur’an Al-Ahzab 59 “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah di kenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Al-A’raf 26 “Wahai anak cucu adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian hijab untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian takwa hijab itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. “ Sebegitu sayangnya Allah kepada perempuan muslim untuk menyeru kepada kewajibannya berhijab agar kita ditinggikan derajatnya dan dilindungi dari berbagai macam gangguan. Sangat berdosa rasanya, jika kita sebagai makhluk ciptaannya yang paling sempurna tidak menjalankan apa yang telah diwajibkan-Nya, yaitu berhijab. Berhijab pun melalui suatu proses. Dengan berkembangya tren fashion islam masa kini, para wanita dapat mengadopsi beberapa gaya modern, namun tetap tidak meninggalkan syar’i nya. Mari kaum muslimah bersama sama kita berhijab, jangan pernah takut dibilang tidak modis atau mati gaya dengan hijab, karena sesungguhnya wanita akan tampak lebih cantik dengan menggunakan hijab 🙂
Berhijabtanpa nanti, karena mati itu pasti , by @shinyhijab.Berhijab merupakan kewajiban yabg harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam islam. Jika seorang wanita berhijab melakukan dosa atau pelanggaran, itu bukan karena hijabnya, melainkan karena akhlalnya. Akhlak merupakan budi pekerti yang bergantung pada masing-masing pribadi. Yang berhijab belum tentu berakhlak mulia, tetapi yang berakhlak mulia pasti berhijab. Allah SWT dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 31 telah berfirman yang artinya ” Dan katakanlah kepada wanita yang beriman ” Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasanny, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya.” Dengan firman diatas telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah memrintahkan kaum wanita untuk mengenakan hijab dan menahan pandangan dari hal-hal yang dapat menjadikan dosa. * Berhijab atu berjilbab yang baik dan benar 1. Niat berhijab hanya karena Allah SWT 2. Hijab atau jilbab yang baik adalah yang dapat menutup aurat wanita secara sempurna. Adapun yang termasuk aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan 3. Memakai hijab atau jilbab yang tidak transparan 4. Memakai hijab atau jilbab yang longgar dan tidak menampakkan bentuk tubuh 5. Menghindari pemakaian model hijab kepala yang menyerupai punuk unta Dari uraian diatas telah jelas bagaimana pentingnya berhijab bagi kaum wanita muslimah. Maka sudah sepatutnya wanita muslimah mengenakan hijab yang sesuai dengan aturan islam. Berhijab sejatinya adalah bentuk ketaatab wanita muslim kepada Allah Belajar di salah satu universitas negeri di indonesia dengan jurusan PGSD Pendidikan Guru Sekolah Dasar View All Posts . 324 199 77 407 126 17 89 361