Dilansirdari Encyclopedia Britannica, pernyataan yang benar mengenai barang tersebut adalah y adalah barang setengah jadi yang perlu diolah lagi untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Permintaan yang tidak didukung dengan kemampuan membeli disebut? beserta jawaban
Dari Wikiquote bahasa Indonesia, koleksi kutipan politik adalah kesadaran individu dan masyarakat akan pentingnya pemenuhan hak dan kewajiban dalam urusan politik. Tentang kemurnian[sunting] "Kesadaran politik yang murni bersifat filosofis berdasarkan analisis pengalaman-pengalaman hidup dan deskripsi maknanya." Dikemukakan oleh Hassan Hanafi. Dikutip dari Esposito, J. L., dan Voll, J. O. 2002 Tokoh Kunci Gerakan Islam Kontemporer. [Makers of Contemporary Islam] Diterjemahkan oleh Hariyanto, S., Sukono dan Rohimah, U. Jakarta PT RajaGrafindo Persada. Halaman 78-79. ISBN 979-421-877-4
Mabdayang muncul dalam benak manusia melalui wahyu Allah adalah mabda yang benar. Karena bersumber dari Al-Khaliq, yaitu Pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Hal ini bukan refleksi materi dengan otak, dan bukan pula refleksi otak terhadap materi. Yang terjadi adalah pencerapan tentang materi ke otak melalui (perantaraan

Oleh Reza Wattimena Peneliti PhD di Munich, Jerman, Dosen di Unika Widya Mandala, Surabaya Setelah sekitar 15 tahun mendalami filsafat politik, saya semakin sadar, bahwa filsafat politik, pada hakekatnya, adalah filsafat kesadaran. Esensi dari filsafat politik adalah filsafat kesadaran. Dua konsep ini, yakni filsafat politik dan filsafat kesadaran, tentu perlu dijelaskan terlebih dahulu. Mari kita mulai dengan arti dasar dari filsafat. Filsafat adalah pemahaman tentang kenyataan yang diperoleh secara logis, kritis, rasional, ontologis dan sistematis. Kenyataan berarti adalah segala yang ada, mulai dari jiwa manusia, politik, ekonomi, budaya, seni sampai dengan kesadaran. Logis berarti filsafat menggunakan penalaran akal budi manusia. Filsafat bukanlah mistik yang melepaskan diri dari penalaran akal budi. Pandangan yang rasional adalah buah dari penalaran semacam ini. Rasional berarti suatu pernyataan atau pemahaman bisa diterima dengan akal budi, lepas dari latar belakang orang yang mendengarnya. Orang bisa berasal dari agama apapun, termasuk ateis, namun tetap bisa memahami pernyataan tersebut. Kritis berarti filsafat selalu mempertanyakan segala sesuatu, termasuk jawaban yang dihasilkannya sendiri. Dalam arti ini, filsafat tidaklah pernah selesai. Ia bersifat terbuka, dan selalu berakhir dengan pertanyaan baru. Ia bagaikan petualangan intelektual yang tak pernah berhenti. Pertanyaan dan jawaban diarahkan pada unsur dasar, atau hakekat, dari apa yang dibicarakan. Inilah yang disebut sebagai ciri ontologis dari filsafat, yakni menggali sampai ke dasar dari apa yang sedang menjadi tema diskusi. Semua bentuk jawaban dan pertanyaan di dalam filsafat kemudian dirumuskan secara sistematis, yakni runtut, jelas, mudah dimengerti serta terhindar dari segala bentuk lompatan logika ataupun pertentangan. Politik dan Kesadaran Filsafat politik dan filsafat kesadaran berdiri di dalam bayang-bayang definisi filsafat di atas. Filsafat politik adalah cabang dari filsafat yang hendak memahami hakekat dari kehidupan politik manusia, dan memberikan arahan tentang cara menciptakan politik yang mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi semua. Filsafat kesadaran adalah cabang filsafat yang hendak memahami hakekat dari kesadaran manusia. Keduanya menggunakan metode yang bersifat logis, kritis, rasional, ontologis dan sistematis. Filsafat politik hendak menemukan ide dan prinsip yang memungkinkan adanya masyarakat, atau komunitas, dalam segala bentuknya. Inilah yang disebut sebagai pendekatan deskriptif di dalam filsafat politik. Pendekatan ini nantinya berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, ekonomi, politik, hukum dan ilmu budaya. Namun, filsafat politik tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga normatif ia menawarkan prinsip-prinsip yang memungkinkan suatu komunitas mencapai perdamaian, keadilan dan kemakmuran bersama. Dua prinsip yang penting di dalam filsafat politik, yakni keadilan dan kesetaraan. Ada beragam arti dari konsep keadilan dan kesetaraan. Filsafat politik hendak mengupas dan mengembangkan beragam arti tersebut, dan melihat kemungkinan penerapannya di berbagai keadaan. Dua prinsip ini menjadi nyata, ketika ia menjadi prinsip utama di dalam berbagai institusi publik yang menata keadaan politik sebuah komunitas. Filsafat politik juga memiliki ciri kritis. Ia tidak pernah puas dengan satu jawaban. Tidak ada jawaban final. Yang ada adalah proses diskusi terus menerus, sehingga pandangannya bisa terus menyesuaikan dengan keadaan dunia yang terus berubah dengan cepat sekarang ini. Institusi dan Kesadaran Akan tetapi, setelah mendalami beragam pandangan filsafat politik, saya sampai pada pendapat, bahwa semua teori akan percuma, jika ia tidak bisa diterjemahkan ke dalam institusi, dan sungguh membawa perubahan nyata di dalam kehidupan bersama. Artinya, inti dasar dari filsafat politik adalah pembangunan institusi-institusi di dalam masyarakan yang mendorong keadilan dan kemakmuran bagi semua. Namun, bagaimana cara membangun institusi-institusi tersebut? Satu cara adalah dengan memrumuskan regulasi, atau aturan, yang tepat. Namun, aturan setepat dan seketat apapun tidak akan mampu membangun institusi yang cocok untuk pengembangan masyarakat. Aturan-aturan itu justru akan dipelintir untuk kepentingan-kepentingan korup tertentu, dan akhirnya mengorbankan kepentingan bersama. Ini sudah terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia. Maka, kita perlu pendekatan lain. Aturan dan institusi yang kokoh tidak dapat dibangun, tanpa adanya manusia-manusia bermutu. Mutu dalam arti ini adalah etos hidup yang unggul, seperti jujur, rajin, mau bekerja keras dan bisa bekerja sama. Maka, pembentukan manusia-manusia bermutu adalah jalan yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Pembentukan manusia bermutu berarti perubahan kesadaran mendasar pada tingkat pribadi. Dapat juga dikatakan, bahwa tata institusi tidak akan pernah mencukupi, tanpa adanya perubahan kesadaran secara mendasar. Dititik inilah filsafat kesadaran memainkan peranannya untuk menunjang filsafat politik. Sama seperti filsafat politik, filsafat kesadaran memiliki dua pendekatan, yakni deskriptif memahami kesadaran manusia sebagaimana adanya dan normatif membentuk kesadaran manusia, sehingga bisa sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya. Untuk melakukan dua hal ini, filsafat kesadaran tidak bisa hanya menimba ilmu dari ilmu pengetahuan dan filsafat barat saja, tetapi juga dari filsafat timur. Memahami Kesadaran Kesadaran manusia bukanlah otaknya. Maka, kesadaran tidak dapat dipahami dengan pendekatan biologis atau neurologis saraf semata. Kesadaran juga bukanlah semata fenomena empiris yang bisa ditangkap dengan indera manusia. Lebih dari itu, kesadaran juga bukanlah semata konsep yang bisa dipahami dengan akal budi manusia. Penelitian tentang kesadaran, sampai pada titik paling dalam, menunjukkan, bahwa konsep ini kosong. Tidak ada kesadaran di dalam diri manusia. Lebih tepat dirumuskan, tidak ada kata dan konsep yang sanggup menjelaskan makna kesadaran secara memadai. Maka dapat juga disimpulkan, bahwa memahami kesadaran manusia berarti menyadari sepenuhnya, bahwa ia kosong secara konseptual. Di dalam filsafat timur, terutama di dalam tradisi Zen, memahami kesadaran berarti memahami inti dari seluruh alam semesta, karena manusia dan alam semesta memiliki substansi kesadaran yang sama. Maka dari itu, dapat dikatakan, bahwa memahami kesadaran berarti menjalani perubahan kesadaran. Proses ini berarti menyadari seutuhnya, bahwa kesadaran bukanlah sebuah rumusan konseptual yang bisa didiskusikan dengan bahasa dan konsep, melainkan sesuatu yang dialami seccara langsung sebagai ada, tanpa penjelasan apapun. Ketika orang menyadari ini, maka ia menjalani perubahan kesadaran mendasar, yang berarti juga perubahan perilaku, dan perubahan mendasar seluruh hidupnya. Kesadaran manusia ada, sebelum segala bentuk pikiran, konsep, bahasa ataupun kata “kesadaran” itu sendiri. Memahami dan menyadari ini secara otomatis membawa perubahan mendasar pada cara berpikir dan cara hidup seseorang. Inilah pendekatan normatif di dalam filsafat kesadaran. Ketika banyak orang menyadari ini, maka otomatis hidupnya akan dibaktikan untuk kepentingan bersama, institusi-institusi yang kokoh bisa berdiri dan keadilan serta kemakmuran bersama bisa dicapai. Ada hubungan yang amat erat antara perubahan kesadaran dan proses pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. Filsafat politik dan semua ilmu sosial tidak akan bisa mewujudkan keadilan dan kemakmuran, tanpa mendorong perubahan kesadaran mendasar di tingkat hidup pribadi. Aspek politik dari filsafat kesadaran dan aspek personal dari filsafat politik inilah yang luput dari beragam kajian di kedua bidang tersebut.

Perhatikanpernyataan berikut. Mempunyai obyek. Bersifat Empiris. mempunyai metode. mempunyai generalisasi. Mempunyai fakta. Mempunyai imajinasi. Sebagai ilmu pengetahuan sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah. Dari pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri sejarah sebagai
Pernyataan yang benar tentang kesadaran politik adalah... a. Partisipasi politik tinggi, dipunyai seseorang politik dan kepercayaan terhadap pemerintah rendahb. Partisipasi politik rendah, dipunyai seseorang yang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah tinggic. Kecenderungan partisipasi apatis, mereka yang kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah rendahd. Kecenderungan bersikap moderat, mereka yang memiliki kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan terhadap pemerintah rendahe. Kecenderungan aktif, mereka yang memiliki kesadaran politik sangat rendah tetapi kepercayaan terhadap pemerintah sangat tinggi​ JawabanA. partisipasi politik tinggi, di punyai seseorang politik dan kepercayaan terhadap pemerintah rendahPenjelasan
UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA. UNDANG‑UNDANG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 39 TAHUN 1999. TENTANG. HAK ASASI MANUSIA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta
› Opini›Pentingnya Intelektual dan... Politik membutuhkan intelektualitas untuk mengimbangi pemikiran dan pendekatan politik yang hampir selalu menghalalkan segala cara. Mungkin mereka adalah minoritas di ruang-ruang politik. Kampanye politik yang dipenuhi oleh ujaran kebencian hate speech dan penyebaran informasi yang tidak benar hoaks tidak akan pernah menghasilkan apa pun, kecuali kegaduhan dan pertengkaran. Sampai hari ini, waktu dan energi yang sedianya dapat digunakan untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat, menjelaskan tujuan dan trajektori politik masing-masing, serta meraih simpati dari para calon pemilih justru kali masyarakat diarahkan untuk masuk ke ruang-ruang politik yang begitu berantakan. Mereka dipaksa menyaksikan dan menyerap energi dari ruang yang begitu gaduh dan penuh dengan pertarungan narasi yang sama sekali tidak mendidik. Kekhawatiran yang kemudian terjadi adalah duplikasi kepada ruang-ruang kehidupan sosial yang lainnya. Dampaknya, pengetahuan masyarakat tentang politik dibalik sedemikian rupa, kesadaran dimanipulasi. Baca juga Kontestasi Gagasan BerbangsaPeran intelektualitasKeberlangsungan proses-proses politik tidak cukup hanya menuntut partisipasi aktif dari para penyelenggara, kontestan politik, dan masyarakat. Partisipasi harus didasarkan pada intelektualitas dan kesadaran dari setiap subyek di dalam politik sehingga setiap partisipasi adalah kontribusi positif bagi proses sekaligus hasil pemilu. Hal ini mengingat Pemilu 2024 adalah pemilu kesekian kalinya, di mana masyarakat dan para peserta pemilu memiliki kebebasan, kesempatan dan akses yang lebih luas dibandingkan dengan beberapa kontestasi lebih besar untuk dipilih, kebebasan lebih luas untuk memilih, serta akses yang lebih mudah dan cepat terhadap hampir seluruh kebutuhan informasi dan komunikasi politik praktis memiliki dua kecenderungan yang berdampak langsung terhadap proses dan hasil intelektualitas di dalam politik akan mampu setidak-tidaknya mengimbangi pemikiran dan pendekatan politik yang hampir selalu menghalalkan segala cara. Lebih jauh, kehadiran intelektualitas akan mampu melahirkan kekuatan pengetahuan dan membangun kesadaran yang benar tentang tujuan dan praktik-praktik jelas membutuhkan intelektualitas. Jika politik dimaknai sebagai upaya dalam membangun jembatan kesejahteraan, intelektualitas adalah arsitek sekaligus teknisinya. Jika politik dipahami sebagai cara untuk meraih dan mengelola kekuasaan, intelektualitas akan menunjukkan jalur dan kaidah-kaidah yang dimaksud adalah perangkat keilmuan yang melekat padanya tanggung jawab terhadap pencarian kebenaran, kemanusiaan, dan keadilan. Artinya, intelektual di dalam politik adalah siapa pun yang mampu membangun, menata, dan menjalankan prinsip-prinsip ideal di setiap praktik di dalam praktik politik tersebut salah satunya adalah kampanye, intelektualitas akan mampu membangun konsep, menata isi, dan menjalankan kegiatan kampanye secara baik dan produktif. Setiap bentuk dari pertarungan politik, masyarakat akan selalu mendapat pendidikan dan pencerahan darinya. Bukan di dalam politik adalah siapa pun yang mampu membangun, menata, dan menjalankan prinsip-prinsip ideal di setiap praktik di dalam tersebut tidak harus mereka yang terdiri dari para elite partai politik dan penyelenggara pemilu. Bisa saja, sebagian dari mereka justru adalah yang perlu untuk dikawal atau diimbangi dengan intelektualitas. Maka diharapkan, intelektual politik juga lahir dari luar adalah para akademisi, budayawan, seniman, ulama, bahkan masyarakat kelas bawah. Mereka adalah siapa pun yang memenuhi syarat, yaitu memiliki perangkat keilmuan memadai dan melekat padanya tanggung jawab terhadap pencarian kebenaran, kemanusiaan, dan keadilan di dalam politik berikut proses-proses teknis di saja mereka adalah minoritas di ruang-ruang politik. Namun, dengan kapasitas, tanggung jawab, dan komitmen yang dimiliki, mereka akan mampu membangun kantong-kantong inisiasi bagi terbentuknya kesadaran kolektif. Kesadaran bersama bahwa setiap tahapan dari proses politik harus dipastikan mampu membawa dampak kolektifMenyampaikan pendapat dan informasi adalah hak setiap warga negara. Namun, masyarakat perlu memilah dan memilih, pendapat apa saja dan informasi mana saja yang harus diterima dan perlu untuk disampaikan. Perlu disadari bahwa di setiap kampanye politik, terutama di era digital seperti saat ini, siapa pun dengan sangat mudah menyampaikan sekaligus menerima pesan politik dalam bentuk apa pun. Pemahaman terhadap kepentingan utama rakyat, hubungannya dengan pesan-pesan politik yang disampaikan, serta cara-cara yang digunakan di dalam berkampanye penting untuk menjadi kesadaran program dan adu strategi selalu ada di setiap pertarungan politik. Meskipun kita masih sulit percaya terhadap absennya berbagai pelanggaran di dalam pemilu, setidak-tidaknya dua hal tersebut dapat dijadikan sebagai standar sikap di dalam politik. Masyarakat sudah harus bisa mengukur dan menilai, program mana saja yang layak untuk diapresiasi dan strategi apa saja yang sama sekali tidak perlu untuk juga Kualitas Capres Pengaruhi Pilihan Pemilih pada Parpol Program rasional dan relevan berbasis data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, secara empiris sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan daerah, serta mudah dievaluasi, adalah program yang layak untuk dipertimbangkan dibandingkan dengan program dengan sifat sebaliknya. Tentu saja, masyarakat tidak cukup hanya melihat melalui program-program yang saling beradu. Bagaimana cara program tersebut diperkenalkan, strategi seperti apa yang digunakan, juga penting menjadi bahan memperkenalkan program dengan menabrak setiap peraturan yang ada, strategi politik yang justru bertentangan dengan kode etik dan moral sosial, tentu menjadi gambaran bagaimana nanti kekuasaan akan dijalankan. Kesadaran seperti inilah yang saat ini kita awalPemilu 2024 pasti akan berakhir dan terpilih seorang kepala negara dan wakilnya, para wakil rakyat, dan para wakil daerah. Selanjutnya akan terbentuk kabinet pemerintahan, susunan legislatif, dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Program yang selama ini diperkenalkan akan dijalankan dan masyarakat akan dapat merasakan dan menilai secara langsung hasil dari partisipasi kita semua adalah menerima hasil dari proses demokrasi tersebut, apa pun hasilnya. Adapun yang telah kita lakukan hari ini, yaitu melibatkan intelektualitas dan kesadaran dengan kadar lebih tinggi, menjadi titik awal untuk tetap diberlakukan tidak hanya pada pemilu-pemilu berikutnya, tetapi juga di dalam setiap ruang dan waktu seluruh atau sebagian dari setiap subyek politik memiliki komitmen terhadap pentingnya intelektualitas dan kesadaran di dalam politik, politik kita dapat diilustrasikan sebagai air keruh di dalam gelas yang terus-menerus kita isi dengan air yang bening. Meskipun kita sadar, selain setiap proses butuh waktu, setiap usaha selalu ada Minarno, Peneliti di Charta Politika Indonesia Olehkarenanya, strategi penanganan dan upaya mitigasi yang tepat dengan melibatkan kerja sama dan kolaborasi baik pemerintah maupun masyarakat sangat diperlukan. “Pemasyarakatan pengetahuan mitigasi bencana ini penting untuk dapat menjangkau publik,” ujar Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI Mila Kencana keterangan pers, Sabtu (30/1). Soal dan Jawaban PKn Tentang Budaya Politik 1. Budaya politik dimana masyarakat belum menyadari bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara ... a. Budaya politik parokial b. Budaya pilitik subyek c. Budaya pilitik partisipasi d. Budaya pilitik subjek - parokial e. Budaya pilitik parokial – partisipan 2. 1. Tidak terdapat kebanggan terhadap sistem politik negara 2. Masyarakat memiliki pemahaman sebagai warga negara 3. Pengetahuan tentang sistem politik rendah 4. Mereka mengikuti berita-berita politik Ciri budaya politik parokial .... a. 1, 2 d. 2, 4 b. 1, 3 e. 3, 4 c. 2, 3 3. Budaya politik yang memungkinkan berkembangnya demokrasi adalah .... a. Budaya politik parokial b. Budaya politik subyek c. Budaya politik partisipasi d. Budaya politik subyek - parokial e. Budaya politik subyek – partisipasi 4. Pengetahuan yang kritis, pandangan yang benar terhadap realitas politik dan pemahaman yang baik terhadap dunia dimana manusia hidup, kemudian berusaha mengubahnya merupakan arti dari .... a. Budaya politik b. Kesadaran politik c. Politik praktis d. Realitas politik e. Dilema politik 5. 1. Adanya pemimpin politik atau sejumlah tokoh politik yang genius 2. Jenis budaya politik yang tumbuh 3. Tingkat pendidikan serta kemampuan khusus yang dimiliki individu 4. Perubahan budaya yang terjadi dalam masyarakat Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran politik .... a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4 b. 1, 2, 4 e. 1, 2, 3, 4 c. 1, 3, 4 6. Pernyataan yang benar tentang kesadaran politik adalah .... a. Partisipasi politik tinggi, dipunyai seseorang yang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah rendah b. Partisipasi politik rendah, dipunyai seseorang yang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah tinggi c. Kecenderungan partisipasi apatis, mereka yang kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah rendah d. Kecenderungan bersikap moderat, mereka yang memiliki kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan terhadap pemerintah rendah e. Kecenderungan aktif, mereka yang memiliki kesadaran politik sangat rendah tetapi kepercayaan terhadap pemerintah sangat tinggi 7. Suatu upaya untuk menggerakkan massa dengan lisan atau tulisan, dengan cara merangsang dan membangkitkan emosi khalayak adalah ... a. Retorika politik b. Agitasi politik c. Propaganda politik d. Public relation politik e. Kampanye politik 8. Salah satu teknik propaganda politik adalah “glittering generalities” maksudnya adalah ... a. Memberi nama jelek pada pihak lain b. Melakukan identifikasi dengan lambang-lambang otoritas c. Pengulangan ucapan orang yang dihormati d. Menempatkan diri sebagai bagian dari rakyat e. Menggunakan kata-kata yang muluk, slogan-slogan dan memutarbalikkan fakta 9. Forum komunikasi politik yang bersifat informal, sifatnya dialogis, tatap muka dan antar personal adalah ... a. Agitasi politik b. Propaganda politik c. Kampanye politik d. Lobi politik e. Pola tindakan politik 10. 1. Satu partai mempunyai kedudukan dominan 2. Komposisi masyarakat adalah homogen 3. Adanya kontinuitas sejarah 4. Konsensus dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan sosial yang pokok Ciri sistem dwi partai adalah ... a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4 b. 1, 2, 4 e. 1, 2, 3, 4 c. 1, 3, 4 11. Budaya politik yang bersifat abstrak, yaitu … a. ketentuan hak dan kewajiban warga negara b. politik uang dalam pemilihan kepala daerah c. demontrasi menentang kenaikan harga BBM d. pelantikan presiden dan wakil presiden e. simbol-simbol partai politik 12. Contoh wujud kebudayaan politik sebagai budaya fisik … a. atribut partai politik b. tata krama dan etika politik c. pidato kenegaraan Presiden RI d. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 e. penyampaian visi dan misi calon bupati 13. Budaya politik termasuk bagian dari unsur budaya … a. sistem religi b. sistem pengetahuan c. sistem organisasi sosial d. sistem mata pencaharian hidup e. sistem teknologi dan peralatan hidup 14. Penerapan budaya politik partisipan yang paling sesuai bagi generasi muda sebagai anggota partai politik, yaitu … a. beramai-ramai mengikuti konvoi mengendarai sepeda motor b. bergembira ria menikmati hiburan kesenian c. membuat bendera, kaos dan atribut partai politik d. mengajak teman-teman untuk menghadiri rapat akbar e. memahami dan mempelajari visi dan misi partai politik 15. Masyarakat perkotaan, terutama di pulau Jawa memiliki tipe budaya partisipan. Hal ini didukung oleh … a. sikap toleran terhadap kepentingan politik pihak-pihak lain b. sikap yang terbuka, artinya mau menerima segala perubahan c. kemampuan sosial ekonomi dan pendidikan yang relatif tinggi d. ketrampilan dan fasilitas yag memadai untuk berpolitik secara aktif e. kebijakan pemerintah kota memberi keleluasaan untuk kegiatan politik 16. Dalam masyarakat dengan tipe budaya politik parokial dan kawula, perbedaan sikap dan pendapat sering dianggap sebagai … a. hal biasa b. melanggar ketentuan adat c. pertentangan pendapat dan keyakinan d. kebebasan sikap politik yang berlebihan e. pembaruan nilai dan norma dalam masyarakat 17. Untuk mengatasi dampak budaya politik parochial dan kawula maka diperlukan … a. pejabat politik yang bertanggungjawab, jujur, bersih dan berwibawa b. peraturan perundang-undangan yang mencakup seluruh aspirasi rakyat c. usaha pemerintah pusat dan daerah untuk mencegah konflik antar daerah d. pembinaan dan pengarahan politik melalui petunjuk dan intruksi partai politik e. strategi yang tepat untuk mewujudkan budaya politik partisipan atau demokratis 18. Orientasi terhadap sistem politik dapat dilihat dari komponen … a. Orientasi Kognitif b. Orientasi Afektif c. Orientasi Evaluatif d. Jawaban A dan B benar e. Jawaban A, B, C benar 19. Proses untuk memproseskan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat, disebut … a. Pendidikan sosialisasi b. Pendidikan politik c. Indokrinasi politik d. Jawaban A, B benar e. Jawaban A, B, C benar 20. “Orang-orang yang secara pasif patuh pada pejabat pemerintah dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik ataupun memberikan suara dalam pemilu, disebut budaya politik … a. Parokial b. Subjek c. Partisipan d. Jawaban A, B benar e. Jawaban A, B, C benar
15 "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang" . Pernyataan tersebut merupakan penegasan segi kewilayahan Negara Indonesia yang tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945 .
Dari Wiktionary bahasa Indonesia, kamus bebas Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian bahasa Indonesia[sunting] Nomina kesadaran politik kesadaran dan pengetahuan orang mengenai kekuatan politik dalam masyarakat Sinonim Terjemahan[?] Lihat pula Semua halaman dengan kata "kesadaran politik" Semua halaman dengan judul mengandung kata "kesadaran politik" Lema yang terhubung ke "kesadaran politik" Pranala luar Definisi KBBI daring KBBI V, SABDA KBBI III, Kamus BI, Tesaurus Tesaurus Tematis, SABDA Terjemahan Google Translate, Bing Translator Penggunaan di korpora Corpora Uni-Leipzig Penggunaan di Wikipedia dan Wikisource Wikipedia, Wikisource Ilustrasi Google Images, Bing Images Jika komentar Anda belum keluar, Anda dapat menghapus tembolok halaman pembicaraan ini. Belum ada komentar. Anda dapat menjadi yang pertama lbs Bahasa Indonesia a ° ‧ b ° ‧ c ° ‧ d ° ‧ e ° ‧ f ° ‧ g ° ‧ h ° ‧ i ° ‧ j ° ‧ k ° ‧ l ° ‧ m ° ‧ n ° ‧ o ° ‧ p ° ‧ q ° ‧ r ° ‧ s ° ‧ t ° ‧ u ° ‧ v ° ‧ w ° ‧ x ° ‧ y ° ‧ z ° Kategori Kata Kata dasar Kata berimbuhan Kata ulang Turunan kata Gabungan kata majemuk Frasa Turunan frasa Morfem Imbuhan Prakategorial Morfem terikat Morfem unik Peribahasa/idiom Kiasan/ungkapan Kependekan singkatan dan akronim Bahasa daerah Bahasa asing/serapan Kata dengan unsur serapanKelas kata Adjektiva Adverbia Artikula Interjeksi Interogativa Konjungsi Nomina Numeralia Partikel Preposisi Pronomina VerbaRagam bahasa Arkais tidak lazim / Ejaan lama Cakapan tidak baku / nonformal / variasi Klasik naskah kuno Kasar Hormat Feminin MaskulinBidang ilmu /Leksikon Administrasi dan Kepegawaian Agama Budha Agama Hindu Agama Islam Agama Katolik Agama Kristen Anatomi Antropologi Arkeologi Arsitektur Astrologi Astronomi Bakteriologi Biologi Botani Demografi Ekonomi dan Keuangan Elektronika Entomologi Farmasi Filologi Filsafat Fisika Geografi dan Geologi Grafika Hidrologi Hidrometeorologi Hukum Ilmu Komunikasi Kedirgantaraan Kedokteran dan Fisiologi Kehutanan Kemiliteran Kesenian Kimia Komputer Linguistik Manajemen Matematika Mekanika Metalurgi Meteorologi Mikologi Mineralogi Musik Olahraga Pelayaran Pendidikan Penerbangan Perdagangan idNegasiIndeks Alfabetis Frasa Frekuensi Kiasan Peribahasa Serapan Gambar 206 kata benda dasar Swadesh 207 kata dasar Kata perhentian stopwords RimaImbuhan Nomina -an ke-/ke-an/keber-an/kepeng-an/kese-an/keter-an/ketidak-an pe-/pe-an per-/per-an se-/se-an Adjektiva ter- se- ke- Verba ber-/ber-an/ber-kan me-/me-i/me-kan di-/di-i/di-kan ku-/ku-i/ku-kan kau-/kau-i/kau-kan memper-/memper-i/memper-kan diper-/diper-i/diper-kan kuper-/kuper-i/kuper-kan kauper-/kauper-i/kauper-kan -i -kan Akhiran -ku -mu -nya -kah -lah -tah Sisipan -er-, -el-, -em-, -in- KategoriBahasa Indonesia IndeksBahasa Indonesia ProyekWiki bahasa Indonesia Lampiran bahasa Indonesia Bahasa daerah sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Kategori Frasa bahasa IndonesiaidNomina frasaFrasa mengandung kata kesadaranFrasa mengandung kata politik
. 400 154 239 357 130 445 34 496

pernyataan yang benar tentang kesadaran politik adalah