Namunapabila kita termasuk kategori orang yang tidak mampu menerima imej pebisnis seperti disebut diatas maka berikut contoh model bisnis yang bisa kita jalankan. 1. Usaha Ternak Kambing Sistim Bagi Hasil. Jika modal kita pas-pasan dan ingin beternak kambing dalam jumlah sedikit tanpa harus repot merumput,menjalankan usaha ini dengan sistim
Manajemen Pembibitan Ternak Kambing dan Domba Pembibitan ternak adalah usaha budidaya ternak yang bertujuan untuk menghasilkan bibit baik untuk tujuan produksi maupun sebagai upaya pemuliaan ternak. Pembibitan ternak merupakan sektor hulu dalam peternakan untuk penyediaan bibit berkualitas agar menghasilkan ternak yang memiliki produktivitas yang ternak kambing dan domba merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan bibit kambing dan domba yang produktiv dengan memperhatikan kesesuaian prasaran dan sarana yang adalah beberapa hal terkait prasarana dan sarana yang diperlukan dalam pembibitan ternak kambing atau dan LokasiDalam pembibitan ternak kambing maupun domba perlu memperhatikan ketentuan persyaratan lahan sebagai berikutLahan dan lokasi pembibitan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dimana lokasi pembibitan tersebut ada Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan yang dipilih memiliki potensi sebagai sumber bibit kambing maupun lokasi pembibitan juga harus memperhatikan kondisi dan topografi tanah agar mudah dalam mengatur pembuangan limbah sehingga tidak mencemari lingkungan akses jalan yang mudah dan terjangkau dengan alat indikator lahan dan lokasi di atas, pembibitan ternak kambing dan domba juga harus memperhatikan ketersediaan air dan sumber energi. Lokasi pembibitan harus tersedia sumber listrik dan sumber air yang memadai untuk menunjang pemeliharaan Juga Karakteristik Kewilayahan Ternak di Kabupaten Tolitoli Berdasarkan nila LQ, LI, dan SISaranaSelanjutnya dalam kegiatan pembibitan ternak kambing dan domba juga harus didukung oleh sarana yang memadai yang terdiri dari bangunan kandang dan sebagainya, alat dan mesin peternakan, alat kesehatan hewan, bibit, pakan, dan dan KandangBangunan merupakan sarana penting dalam pembibitan ternak karena sebagai tempat sebagian aktivitas pengelolaan peternakan dilakukan. Termasuk sebagai tempat pakan, kandang, tempat penampungan limbah, dan pembibitan ternak kambing dan domba diperlukan beberapa bangunan dan kandang antara lainKandang Pejantan Kandang ini digunakan sebagai kandang khusus untuk ternak pejantan. Sehingga ternak penjantan terpisah dari ternak Induk Kandang ini dikhususkan untuk induk kambing dan domba termasuk untuk kawin dan Pembesaran Kandang ini dikhususkan untuk pemeliharaan ternak kambing dan domba lepas sapih. Kandang Isolasi Kandang khusus untuk menampung atau memisahkan ternak yang sakit sehingga terpisah dari kawanannya. Kandang ini berfungsi untuk menghindari penularan penyakit dari ternak yang sakit ke ternak yang Laktasi Kandang laktasi khusus untuk ternak kambing perah sebagai kandang khusus untuk induk yang sedang dalam masa pengolahan dan penyimpanan pakan Bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk pengelolaan pakan ternak serta untuk penyimpanan pakan penampungan dan pengolohan kandang dalam pembibitan ternak kambing dan domba juga harus memperhatikan persyaratan kandang sebagai segi tata letak kandangKandang yang dibangun harus pada tempat yang kering dan tidak tergenang air pada saat kandang harus pada tempat yang mudah untuk memperoleh sumber kontruksi yang menjamin kelancaran sirkulasi udara serta mendapat penyinaran sinar matahari yang mengganggu lingkungan ramah lingkungan.Mudah diakses dengan alat TernakLuas Kandang1Jantan Dewasa1-1,2 m persegi/ekor2Betina Dewasa0,7-1 m persegi/ekor3Induk Laktasi0,7-1 m persegi/ekor + 0,5 m/ekor anak4Jantan/betina muda 7-12 bulan0,75 m persegi/ekor5Jantan/betina sapihan 4-7 bulan0,5 m persegi/ekorPemilihan BibitPembibitan ternak kambing dan domba harus memperhatikan bibit yang digunakan agar menghasilkan keturunan yang memiliki kualitas bibit kambing dan domba yang baik antara lainBentuk tubuh kompak, dada dan leher, garis punggung dan pinggang lurus, bulu lunak dan tampak mengkilap, tubuh besar dan kaki Kakinya lurus dan memiliki tumit Gigi lengkap, rahang atas dan bawah berasal dari keturunan kembar atau anak tunggal dari induk tidak menunjukkan gejala ternak sakit, aktif, mata cerah, dan konsumsi pakan PakanPemberian pakan untuk pembibitan ternak kambing dan domba harus sesuai dengan kebutuhan. Dibawah ini disajikan tabel kebutuhan ternak kambing dan domba pada berbagai masa 2. Kebutuhan Pakan Ternak Kambing untuk Pembibitan BB kgBK %BBPK %TDN %Ca %P %Kambing Lepas Sapih53,621700,230,21104,521,8700,230,21154,118,2650,210,20254,010,9600,200,19354,09,1600,190,18404,09,0600,190,18603,89,0600,190,18Kambing Induk Laktasi Awal Laktasi254,010,9600,300,22304,010,9600,290,21404,09,1550,280,20504,09,1550,270,20Kambing Induk Laktasi Akhir Laktasi254,010,0600,300,22304,010,0600,280,20404,09,1550,270,19503,58,2550,250,18Kambing Pejantan254,411,8650,210,19304,010,9650,200,18403,89,1600,200,18603,38,2550,170,15803,07,3500,150,14Keterangan BB Bobot Badan, BK bahan kering, PK Protein Kasar, TDN Total Digestible Nutrien, Ca Kalsium, P 3. Kebutuhan Pakan Ternak Domba untuk PembibitanBKkgBK%BBPK %TDN %Ca %P %Domba Lepas Sapih54,022,5901,201,0103,318,2700,760,67203,314,5600,420,38303,311,8600,290,26403,010,0600,250,23Domba Bunting205,09,8600,380,28304,08,2550,300,22404,78,2500,260,20504,38,0500,250,18603,07,8500,230,17Domba Jantan203,611,8650,400,36403,510,9600,210,19503,58,4550,170,15603,37,3500,150,14703,06,9500,140,13BB Bobot Badan, BK bahan kering, PK Protein Kasar, TDN Total Digestible Nutrien, Ca Kalsium, P pakan yang diberikan dapat berupa hijauan atau kombinasi hijauan dan konsentrat yang diramu khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing masa pertumbuhan ternak. Sebagai gambaran, kombinasi pakan yang bersumber dari hijauan berupa rumput dan leguminosa disajikan pada tabel dibawah 4. Imbangan Hijauan dan Leguminosa untuk Pakan Kambing dan DombaKondisi Fisiologi TernakKomposisi %HijauanLeguminosaDewasa/kering7525Bunting6040Menyusui5050Anak lepas sapih6040Baca Juga Cara Menyusun Ransum Ternak Ayam Sesuai KebutuhanPemeliharaanPemeliharaan ternak kambing dan domba untuk tujuan pembibitan juga harus diperhatikan agar ternak memperoleh perlakuan yang sesuai untuk mendukung pertumbungan dan perkembangan Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba Prasapih umur < 12 mingguTernak kambing atau domba prasapih adalah cempe yang masih menerima air susu dari induknya sehingga diperlukan perlakuan khusus sebagai berikutCempe yang berumur kurang dari 3 minggu harus terus mendapatkan suplai air susu dari induknya terutama harus dilapisi dengan alas yang kering dan hangat agar ternak merasa nyaman dapat berupa tilam atau jejabah.Untuk ternak yang tidak mendapatkan susu dari induknya harus diberikan susu atau kolostrum pengganti agar pertumbuhan awal dan imunitasnya cempe anak kambing berumur lebih dari 3 minggu sampai 8 minggu, dapat diberikan pakan dengan tekstur yang di atas 8 minggu ternak sudah dapat diberikan pakan berupa hijauan. Pemberian pakan hijauan pada fase ini diberikan bertahap sebagai perkenalan dan penyesuaian, tidak harus diberikan Pemeliharaan Ternak Kambing dan Domba Pascasapih umur 12 minggu keatasPascasapih adalah kondisi dimana ternak kambing dan domba sudah dipisahkan dari induknya yang dilakukan setelah ternak berumur 12 minggu 3 bulan. Pada fase ini pemberian air minum harus diperhatikan untuk mencegah ternak stres. Ternak juga sudah dapat diberikan pakan berupa hijauan dan sedikit Pemeliharaan Kambing dan Domba MudaTernak muda dilakukan pemeliharaan yang terpisah untuk memudahkan tata kelola termasuk pemberian pakan sesuai kebutuhan. Pember ian pakan dapat dilakukan dengan kombinasi hijauan dan konsentrat seseuai dengan kebutuhan Lihat tabel kebutuhan pakan diatas, serta pemberian air minum yang fase ini dilakukan pemeliharaan dan perawatan bulu, kuku, dan kulit secara rutin. Selain itu, untuk mencegah terjangkitnya penyakit juga dapat dilakukan vaksinasi serta pemberian obat cacing secara Pemeliharaan Kambing dan Domba DewasaKambing dan domba dewasa adalah ternak yang berumur diatas 1,5 tahun atau sudah memasuki fase reproduktif. Kambing dan domba dewasa dikategorikan sebagai a induk kering, b induk bunting, c Induk laktasi, dan d Induk KeringInduk kering adalah induk yang sedang tidak dalam fase menyusui atau laktasi. Induk kering adalah induk yang siap untuk dikawinkan kembali. Pemeliharaan induk kering pada pembibitan kambing dan domba harus memperhatikan hal-hal berikutPemberian pakan sesuai kebutuhan dan pakan ekstra 1 minggu sebelum dan sesudah pengaturan Induk buntingPemeliharaan kambing dan domba bunting harus memperhatikanPemberian pakan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan peningkatan mutu pakan pada sepertiga terakhir fase air minum yang cukup sepanjang tempat beranak yang bersih, kering, dan Induk LaktasiInduk laktasi adalah induk kambing dan domba yang sedang dalam masa laktasi produksi air susu yang dalam pemeliharaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikutPemberian pakan sesuai dengan kuantitas dan kualitas berdasarkan kebutuhannya, serta memperhatikan jumlah anak yang induk memiliki lebih dari 1 ekor anak maka perlu dilakukan pengaturan pemberian air minum yang cukup harus untuk ternak perah, pemeliharaan induk dan anak harus dipisah dengan tetap memenuhi kebutuhan air susu PejantanPemeliharaan pejantan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikutPemenuhan kebutuhan pakan serta pemberian pakan ekstra pada saat sebelum dan sesudah dipisahkan tersendiri pada kandang pejantan dan pemeliharaannya dilakukan pada masing-masing adalah proses krusial dalam pembibitan ternak kambing dan domba karena berhubungan dengan potensi bibit yang dihasilkan. Perkawinan dapat dilakukan secara alami atau buatan dengan metode Inseminasi Buatan IB.Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas, perkawinan ternak harus memperhatikan hal-hal berikutPejantan yang digunakan adalah pejantan unggul dan menggunakan kawin alam sebaiknya memperhatikan ratio jantan betina 1 menggunakan IB, semen yang digunakan harus semen beku yang teruji kualitasnya serta bebas dari penyakit hewan terhadap kerabat dekat sebaiknya dihindari untuk meminimalisir kemunculan sifat resesif pada gejala estrus/birahi kambing dan domba yang biasanya antar 12 - 48 jam. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung atau dengan menggunakan pejantan dibatasi maksimal selama 18 bulan, setelah itu dilakukan recording diperlukan dan sangat penting dalam kegiatan pembibitan ternak kambing dan domba. Pencatatan bertujuan untuk menginventarisir seluruh data yang berkaitan dengan ternak yang dibelihara. Pencatatan harus dilakukan pada seluruh ternak per individu yang adalah beberapa komponen yang harus dimasukkan dalam pencatatan pada pembibitan ternak kambing dan dombaCatatan rumpun atau galur silsilah minimal memiliki catatan silsilah satu generasi diatasnya.Catatan perkawinan, yang meliputi tanggal kawin, nomor pejantan, jenis perkawinan IB/kawin alam.Catatan kelahiran yang meliputi tanggal kelahiran, jenis kelahiran, dan bobot jumlah anak sekelahiran misalnya lahir tunggal atau kembarCatatan penyapihan tanggal dan bobot sapihCatatan bobot badan pada umur 6-12 bulan serta pada setiap jarak beranak calving interval.Untuk kambing perah diperlukan catatan tentang produksi susu sesuai denga periode vaksinasi dan pengobatan meliputi tanggal, perlakuan, dan jenis vaksin atau obat yang mutasi Riwayat pemasukan atau pengeluaran SeleksiHasil akhir yang diharapkan dalam sebuah pembibitan ternak adalah bibit yang berkualitas baik. Oleh karena itu pelu dilakukan seleksi untuk menjamin bahwa bibit yang dihasilkan adalah bibit unggul yang adalah beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam seleksi ternak kambing dan dombaIndukInduk kambing dan domba dengan catatan kelahiran yang teratur 3 kali dalam 2 frekuensi beranak kembar yang total produksi anak sapihan diata libido tinggi dan kualitas spermanya performa individu yang sesuai dengan standar berdasarkan rumpun dan galur IndukPembibitan untuk menghasilkan ternak sebagai calon induk harus memperhatikan hal-hal berikutMemiliki bobot sapih yang sesuai setelah dikoreksi terhadap umur induk dan tipe bobot badan diatas rata-rata pada umur 6 sampai 9 pertambahan bobot badan diatas rata-rata saat pra dan pasca penampilan fenotipe yang sesuai berdasarkan rumpun PejantanPembibitan untuk menghasilkan ternak sebagai calon pejantan harus memperhatikan hal-hal berikutMemiliki bobot sapih yang sesuai setelah dikoreksi terhadap umur induk dan tipe bobot badan diatas rata-rata pada umur 6, 9, dan 12 pertambahan bobot badan diatas rata-rata saat pra dan pasca libido yang tinggi dan kualitas sperma penampilan fenotipe yang sesuai berdasarkan rumpun pembibitan ternak juga harus disiapkan ternak pengganti yang bertujuan sebagai upaya peremajaan terhadap induk dan pejantan yang digunakan dalam pembibitan. Upaya ini dilakukan agar pembibitan tetap dapat menghasilkan bibit unggul yang yang dianggap tidak produktif lagi sebagai pembibit serta ternak yang tidak lolos seleksi sebagai bibit harus diculling. Ternak yang diculling diafkir dipisahkan dari kelompoknya dan dapat dilakukan penggemukan atau dapat langsung Juga 5 Faktor Penyebab Peternakan Rakyat Sulit Berkembang

Dankunjungi Daftar Isi Blog Budidaya Ternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Cara Beternak Sapi Perah Secara Intensif yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Budidaya Ternak di bawah. Demikan dan sekian tentang Cara Beternak Sapi Perah Secara Intensif.

Sapi potong merupakan salah satu ternak dengan penghasil daging sumber hewani karena nilai nutrisinya tinggi dan mempunyai cita rasa yang lezat. Saat ini jumlah populasi sapi potong di indonesia berdasarkan data sementara dari Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2020 yaitu ekor, dengan tingkat perkembangan dari tahun sebelumnya hanya meningkat 3%. Kebutuhan daging sapi terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini membuat indonesia terpaksa impor dari luar negeri. Untuk mengurangi impor daging, Perlu adanya upaya peningkatan produktifitas dan mutu sapi. Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri Upaya untuk peningkatan produktifitas sapi salah satunya adalah dengan pembibitan yang unggul. Usaha pembibitan ternak sapi potong adalah usaha untuk memperoleh bibit berkualitas, meningkatkan populasi, dan meningkatkan produktifitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam upaya pengembangan sapi potong. Kemampuan produksi sapi potong masih perlu ditingkatkan lagi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas Untuk mencapai tujuan pembibitan yang unggul, diperlukan cara pembibitan, yaitu mulai dari pemilihan bibit, pemberian pakan, manajemen reproduksi, dan teknik pembibitan. Dalam usaha pembibitan sapi potong diperlukan bibit yang baik. Untuk memperoleh bibit yang baik dan unggul harus dilakukan pemuliaan dalam satu rumpun, baik yang pejantan maupun yang betina harus satu rumpun. Metode dalam pembibitan sapi potong meliputi 1. Pemilihan bibit Pemilihan bibit adalah tahap awal untuk memulai proses budidaya pembibitan sapi potong, pemilihan bibit sapi potong harus unggul dan sesuai dengan standar persyaratan mutu. pakan Dalam pemberian pakan ternak harus memperhatikan kandungan nutrisi berupa protein, vitamin, mineral, dan serat kasar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi ternak antara lain Periode kolestrum. Periode kolestrum yaitu sejak berumur 0-7 hari. Pemberian kolestrum berkisar 2-4 kali sehari sebanyak minimum 4 liter. iJika mutu kolestrum induknya tidak memenui syarat dapat menggunakan kolestrum dari indukan lain Periode pedet prasapih. Periode pedet prasapih yaitu sejak umur 8 hari sampai 3 bulan. Pada periode ini diberikan susu pengganti dengan aturan pemberian susu diberikan berkurang secara bertahap sampai dengan tidak diberikan susu pada umur 3 bulan. Selain susu pedet prasapih juga diberikan pakan serat yang berkualitas dan konsentrat jika sudah mendekati umur 3 bulan. Periode pedet lepas sapih. Pada periode pedet lepas sapih berumur diatas 3 sampai 12 bulan, diberikan pakan konsentrat yang berkualitas dengan kandungan PK 16% dan TDN 75% sebanyak 1,5 Kg/ekor/hari dan meningkat sampai berumur 12 bulan. Selain konsentrat diberikan juga pakan hijauan yang berkualitas sebanyak 7 Kg/ekor/hari. Periode Sapi Siap Kawin 12 -15 bulan. Pemberian pakan diberikan hijauan pakan sebanyak 25-35 kg/ekor/hari, konsentrat berkualitas minimum PK 15% dan TDN 75% dengan jumlah 2-3 kg/ekor/hari. Periode Sapi Bunting 15-24 bulan. Pemberian pakan diberikan hijauan pakan minimum 10% dari berat badan dan konsentrat berkualitas PK 16% dan TDN 75% sebanyak 2-3 kg/hari. 3. Manajemen Reproduksi Dalam manajemen reproduksi pada pembibitan sapi potong perlu memperhatikan faktor sebagai berikut Deteksi Birahi Deteksi atau pengamatan birahi pada IB dilakukan agar menghindari kegagalan perkawinan. Gejala jika sedang birahi ditandai saling menaiki antar sapi betina dan jantan, penurunan nafsu makan, keluar lendir jernih transparan, dan perubahan alat kelamin bagian luar. Jika menunjukan gejala birahi, peternak harus segera melaporkan kepada tugas IB. Pelaksanaan IB Dalam pelaksanaan IB harus memperhatikan kualitas semen, teknk dan waktu optimum IB Nutrisi Nutrisi merupakan faktor yang erat kaitannya dengan metabolisme tubuh, kesehatan, dan kinerja reproduksi. Pada sapi potong nutrisi memiliki pengaruh sangat penting terhadap reproduksi. Kekurangan asupan energi dapat menurunkan reproduksi yang ditandai dengan tidak munculnya gejala birahi. Kontrol kondisi lingkungan Kondisi lingkungan antara lain, temperatur, kelembaban, dan kebersihan kandang harus diperhatikan untuk kenyamanan dan produktifitas ternak. 4. Pembibitan Dalam pembibitan sapi potong dilakukan dengan cara perkawinan, pencatatanRecording, seleksi bibit, dan afkir. a. Perkawinan Dalam upaya memperoleh bibit yang unggul, perkawinan sapi potong dilakukan dengan perkawinan Inseminasi Buatan dan kawin alam. Perkawinan dengan teknik Inseminasi Buatan IB yaitu memasukkan sperma atau semen yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam alat kelamin betina dengan menggunakan alat khusus insemination gun. b. Recording Recording atau pencatatan harus dilakukan oleh setiap individu ternak secara teratur dan terus menerus serta dimasukan ke dalam buku pencatatam atau buku induk registrasi. Pencatatan meliputi Nomor telinga serta nomor registrasi ternak untuk identifikasi Rumpun, identitas ternak, dan foto individu ternak Silsilah, identitas, dan produktifitas dari indukan sebelumnya Perkawinan tanggal, kode semen, pemeriksaan kebuntingan, serta tanggal bunting Kelahiran tanggal, bb, jenis kelamin, tipe kelahiram, kemudahan beranak Penyapihan tanggal dan bobot badan pengukuran performa, pertumbuhan, serta produksi susu Pakan jenis dan konsumsi Vaksinasi dan pengobatan Mutasi pemasukan dan pengeluaran bibit Seleksi bibit sapi potong dilakukan berdasarkan prosentase darah minimal 87,5%, dan pertumbuhan bobot lahir, bobot sapih, dan bobot setahun, data reproduksi, dan data produksi susu. d. Afkir Afkir adalah ternak yang dinyatakan sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit, antara lain induk sudah tidak produktif, keturunan jantan yang tidak lulus seleksi, dan keturunan betina yang saatb masih muda tidak memenuhi syarat. Caraini memungkinkan peternak untuk memelihara bebek petelur di lahan yang sempit sekalipun. Caranya yakni bebek petelur tidak diumbar bebas. Dipelihara di dalam kandang. Namun memang kamu harus menyiapkan modal lebih. Sebab biaya pakan yang dibutuhkan jadi lebih banyak, dibandingkan metode semi intensif di pedesaan. 5. Untukpedet biasanya digunakan yang sudah lepas sapih sampai umur dibawah 1 tahun dengan berat tubuh antara 120 kg - 200 kg. Untuk penggemukan dengan sapi bakalan biasanya dipilih yang masih muda dengan umur sekitar 1,5 - 2 tahun karena pada umur inilah pertumbuhan sapi bisa sangat bagus. Berat bakalan biasanya berkisar antara 250 - 350 kg.
Untukseorang peternak pemula tidak usah bingung kemana harus memasarkan dombanya karena pasar domba Garut berada dilingkungan sekitar kita. Yang penting untuk dipertimbangkan terlebih dahulu didalam perencanaan usaha ternak domba adalah program ternak yang akan dilakoni, apakah program penggemukan/pedaging atau program pembibitan bahkan seandainya mumpuni, melakoni kedua program itu sekaligus
Dosis& Kapan Pemberian Konsentrat Pakan Sapi Potong Dosis yang tepat pemberian pakan konsentrat ini adalah diberikan sebagai makanan penguat/extra pada ternak sapi potong di samping makanan pokok yang utama berupa rumput segar dan hijau. Perbandingan pemberian pakan pokok (hijauan) dan konsentrat untuk pakan penggemukan sapi adalah antara 30% : 70% atau maksimal 20% : 80% .
. 375 136 309 315 475 174 329 110

indukan ternak yang tidak baik untuk pembibitan ditandai dengan