IslamicStudies, Islam, Nahdlatul Ulama, Khutbah Jumat Khutbah Jum'at Memperingati Hari Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus 2021 Khutbah Jum'at ini disampaikan pada Shalat Jum'at di Masjid Jami' Al-Ma'mur tanggal 20 Agustus 2021
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID WivB5Xf6K1PX_uT5xhY_AcqH4BNBBVBgCme6L3rQkiv1apQTeJZLJA==
KHUTBAH JUMAT PDF TENTANG KEMATIAN* *3 Sikap Manusia Ketika Diingatkan Soal Kematian*
JABAR EKSPRES- Berikut ini merupakan contoh teks khutbah Jumat lengkap dengan doanya yang akan membahas tentang sedekah. Khutbah Jumat lengkap dengan doanya ini bersumber dari laman yang mengangkat tema tentang sedekah. Khutbah Jumat ini dibuat oleh Ustadz Ahmad Mundzir yang merupakan Pengajar di Pesantren Raudhatul Qur’an An-Nasimiyyah, Semarang. Bagi Anda yang ditugaskan untuk menjadi khotib, berikut ini merupakan referensi contoh teks khutbah jumat lengkap dengan doanya. Langsung saja, ini contoh khutbah jumat lengkap dengan doanya. Khutbah Jumat I اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الْأَحَدِ الْفَرْدِ الصَّمَدِ، الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُسَمَّى بِطَهَ وَأَحْمَدَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ن الْمُجْتَبَى الْمُقَرَّبِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ Ma’asyiral hadhirin, hafidzakumullah Pada kesempatan yang mulia ini dan di tempat yang sangat mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. ]= Ma’asyiral hadhirin, hafidzakumullah Masing-masing di antara kita pasti mendambakan diberi karunia Allah subhanahu wa ta’ala berupa keturunan atau anak yang sholeh, patuh kepada kedua orang tua, cerdas, berguna kepada agama, nusa dan bangsa. Salah satu ulama besar dari kalangan kita yang telah wafat adalah KH Abdullah Zen Salam, ulama kenamaan asal Pati Jawa Tengah. Beliau pernah berpesan bagi siapa saja yang ingin anaknya jadi anak saleh, hendaknya ia sering-sering mbancak’i anaknya. Di dalam tradisi Jawa, biasanya jika ada orang mempunyai anak kecil, ia akan membikin semacam selamatan bisa berupa nasi atau sejenisnya kemudian dibagi-bagikan ke para tetangga atau warga sekitar. Bancaan dalam tradisi Jawa merupakan bentuk sedekah dalam bahasa agama. Hanya saja, Mbah Dullah, sapaan akrab Kiai Abdullah Salam, mewasiatkan bahwa bancaan tidak mesti harus menunggu kapan hari neptu-nya atau sesuai kapan hari lahirnya, tapi bancaan atau sedekahan perlu dilakukan sesering mungkin. Rasulullah saw bersabda Artinya, “Sedekah itu menutup 70 pintu keburukan.” HR At-Thabarani Hadirin yang berbahagia Anak nakal itu merupakan keburukan, tidak mau belajar rajin merupakan sebuah keburukan, tidak patuh terhadap kedua orang tua juga keburukan, tidak mau mengaji juga keburukan, dan berbagai keburukan yang lain, maka untuk menutup atau menangkal keburukan-keburukan tersebut perlu bersedekah atau bancaan yang dilakukan oleh orang tua yang pada saat ia memberikan sedekahnya sembari berniat mbancak’i atau menyedekahi anaknya. Halaman 1 2 3 Khutbahjumat berikut ini mengangkat tema tentang perintah menyayangi anak. Islam merupakan agama yang selalu mengedapankan Rahmatan Lil 'Alamin, termasuk rahmat terhadap anak. Download teks khutbah- Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhاَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا ﷺ الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ خَلْقِهِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ اَشْرَفِ عِبَادِهِ. أَما بعد فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Jumat, 29 Oktober 2021, alhamdulillah kita masih diberi kesehatan oleh Allah SWT sehingga kembali dapat berkumpul dalam majelis yang insya Allah dirahmati Allah dalam ibadah salat dan khotbah Jumat pekan naskah khotbah Jumat kali ini, tema yang diangkat mengenai pentingnya bersedekah dan keikhlasan kita sebagai hamba Allah dalam mengeluarkan amal sedekah. Naskah Khotbah Jumat Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Seperti yang kita ketahui bersama hari Jumat merupakan hari yang mulia bagi umat hari ini pula ada amalan-amalan yang dianjurkan untuk kita kerjakan, di antaranya senantiasa bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, membaca surah Al-Kahfi, berdoa dan banyak ayat Al-Qur'an dan hadis yang menganjurkan untuk bersedekah, salah satunya tertera dalam firman Allah berikut iniفَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسۡتَطَعۡتُمۡ وَاسۡمَعُوۡا وَاَطِيۡعُوۡا وَاَنۡفِقُوۡا خَيۡرًا لِّاَنۡفُسِكُمۡؕ وَمَنۡ يُّوۡقَ شُحَّ نَفۡسِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَFattaqul laaha mastat'tum wasma'uu wa atii'uu waanfiquu khairal li anfusikum; wa many-yuuqa shuha nafsihii fa-ulaaa'ika humul muflihuunArtinya "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung."QS. At-Taghabun 16Dari ayat di atas bisa kita sarikan maknanya bahwa orang yang berdekah disamakan dengan orang yang dan beramal saleh selain menjadikan kita orang yang beruntung juga bisa membikin kita tenang serta bahagia, salah satunya adalah saat beramal sedekah kita bisa mengikhlaskan diri kepada Allah agar ibadah kita ini dilakukan agar amalan yang kita lakukan bernilai di hadapan Allah dalam QS. Al-Bayyinah ayat 5 وَمَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤۡتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيۡنُ الۡقَيِّمَةِWa maa umiruu il-la liy'abu dul laaha mukhlisiina lahud-diina huna faa-a wa yuqiimus salaahta wa yu-tuz zakaata; wa zaalika diinul qaiyimahArtinya "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus benar." Lalu apa maksud agama yang lurus yang disampaikan dalam ayat tersebut? Maknanya adalah agar kita terjauhkan dari hal-hal syirik dan menuju kepada tauhid. Di sinilah kedudukan ikhlas yang begitu penting dalam amal ibadah, agar amalan-amalan tidak sia-sia dan tidak mendapatkan azab di dunia maupun akhirat jamaah Jumat rahimakumullah,Seperti dikutip dari laman NU Online, semua ibadah baik termasuk bersedekah, masing-masing membutuhkan niat yang ikhlas, murni karena Allah. Jika tidak mampu ikhlas secara penuh, seseorang hanya akan diberi pahala dengan presentase sebesar mana ikhlasnya. Jika persentase ikhlas seseorang dalam hati hanya sebesar 40 persen, selebihnya dia berniat bukan karena Allah untuk tujuan supaya mendapatkan materi, misalnya, niscaya ia hanya akan mendapatkan balasan dari 40 persen niatnya tersebut. Artinya kadar balasan keikhlasan seseorang bergantung pada persentase ikhlasnya dalam hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih Bukhari yang pertama kali disebut, riwayat dari Sayyidina Umar bin Khattab radliyallâhu anh إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى Artinya “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang tergantung atas apa yang ia niatkan.” Abdurrahman bin Abdussalam ash-Shafûriy dalam kitabnya Nuzhatul Majâlis mengisahkan petuah Syekh Ma’ruf al-Karkhi sebagai berikutوَقَالَ مَعْرُوفْ الْكَرْخِي مَنْ عَمِلَ لِلثَّوَابِ فَهُوَ مِنَ التُّجَّارِ Artinya “Barangsiapa beramal supaya dapat pahala, maka ia bagaikan orang yang sedang berdagang.” Maksudnya, ia beramal dengan angan-angan mendapatkan keuntungan itu seolah-olah seperti sedang tukar-menukar, yakni amal dengan pahalaوَمَنْ عَمِلَ خَوْفاً مِنَ النَّارِ فَهُوَ مِنَ الْعَبِيْدِ “Barangsiapa melakukan sebuah tindakan karena takut neraka, ia termasuk hamba Allah.”وَمَنْ عَمِلَ للهِ فَهُوَ مِنَ الْأَحْرَارِ “Dan barangsiapa yang bertindak karena Allah semata, ia merupakan orang yang merdeka.” Orang yang ikhlas, diibaratkan dalam hadis qudsi seperti tangan kanan memberikan sesuatu, namun tangan kirinya tidak sampai tahu. Maksudnya, amal-amal baik kita seharusnya kita sembunyikan serapat mungkin hingga kepada orang terdekat pun. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Dalam sebuah hadis dikisahkan, ada orang yang dikasih kekayaan oleh Allah subhânahu wa ta’âlâ. Pada hari kiamat, ia ditanya oleh Allah“Apa yang kamu lakukan atas semua kenikmatan yang telah aku berikan?”“Ya Tuhan, aku telah menyedekahkan harta-hartaku sepanjang siang-malam.” Jawab hamba ini. Kemudian Allah menjawab balik “kamu berbohong.” Tidak hanya Allah saja yang menjawab, malaikat pun mengatakan demikian. “Kamu berbohong. Kamu melakukan hal demikian hanya supaya akan kebanjiran komentar masyarakat oh, si Fulan ini orang yang tajir, murah hati, suka menolong’.” Akhirnya, amal Fulan tersebut menjadi hangus, tidak berbuah sama sekali. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Kata ikhlas dalam Al-Qur’an di antaranya disebut untuk menggambarkan susu yang murni. Susu keluar dari perut hewan yang mana dalam perut hewan terdapat darah dan kotoran, namun susu sama sekali tidak tercampur kedua kotor tersebut. Susu keluar murni sebagai susu. Kita di dunia ini, atas kekotoran-kekotoran yang ada, kita perlu memurnikan segala perilaku kita, kita persembahkan kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ. Allah SWT berfirmanوَاِنَّ لَـكُمۡ فِىۡ الۡاَنۡعَامِ لَعِبۡرَةً ؕ نُّسۡقِيۡكُمۡ مِّمَّا فِىۡ بُطُوۡنِهٖ مِنۡۢ بَيۡنِ فَرۡثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَآٮِٕغًا لِّلشّٰرِبِيۡنَWa inna lakum fil an'aami la'ibrah; nusqiikum mimmmaa fii butuunihii mim baini farsinw wa damil labanann khaalisan saaa'ighallish shaaribiinArtinya "Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya berupa susu." QS. An-Nahl 66Ahli hikmah mengatakanاَلنَّاسُ كُلُّهُمْ هَلْكَى اِلاَّ الْعَالِمُوْنَ، وَالْعَالِمُوْنَ كُلُّهُمْ هَلْكَى اِلاَّ الْعَامِلُوْنَ، وَالْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ هَلْكَى اِلَّا الْمُخْلِصُوْنَ، وَالْمُخْلِصُوْنَ فِىْ خَطَرٍ عَظِيْمٍ. Artinya “Semua manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu. Semua orang berilmu akan binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali orang yang ikhlas. Mereka yang ikhlas masih dalam kekhawatiran yang agung.” Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Dengan demikian, perlu kita ketahui, ikhlas mempunyai definisi sebagai berikut اَلْإِخْلاَصُ هُوَ تَجْرِيْدُ قَصْدِ التَّقَرُّبِ اِلَى اللهِ تَعَالَى عَنْ جَمِيْعِ الشَّوَاهِبِ Artinya Ikhlas adalah memurnikan tujuan taqarrub kepada Allah ta’âlâ dari segala hal yang mencampurinya. Oleh karena itu, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan kita. Mari kita selalu berusaha dan berdoa kepada Allah, semoga kita dipermudah oleh Allah dalam beribadah dengan balutan ikhlas lillâhi ta’âlâ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ Khutbah IIالحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْBaca juga Hidup Ikhlas dan Sederhana Menurut Islam Pengertian serta Maknanya Mengenal Ikhlas dalam Islam dan Apa Saja Tingkatannya? - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom
KhutbahPertama - Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah Tentang Hakikat Ibadah Qurban. Ma'asyiral muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah.. Alhamdulillah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita selalu memuji dan menyanjungNya atas semua limpahan nikmat dan karuniaNya, kita memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala atas
NamaeBook: Khutbah Jum'at: Islam Agama Ilmu Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA حفظه الله ِAlhamdulillah, kita memuji serta bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla, kemudian kita sampaikan shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan mereka yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari yang dijanjikan.
Teks Khutbah Jumat Pertama Bersedekah itu Mudah, yang Rumit itu Kamu!الْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وكفى بِاللهِ شَهِيْدًا ، . وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعالَمِيْنَ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ أيضًا وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَMaasyiral Muslimin rahimakumullahAda salah satu kisah menarik di balik munculnya sebuah hadis Nabi Saw. Suatu ketika, para sahabat saling menunjukkan besaran nilai sedekahnya masing-masing. Si A menunjukkan nilai sedekahnya kepada si B, begitupun sebaliknya, tidak ada tujuan kecuali untuk berlomba-lomba dalam para sahabat masih sibuk membahas sedekahnya masing-masing, sahabat lain terdiam diri. Ia merasa belum melakukan sedekah apapun. Sehingga ia tidak bisa bercerita kepada sahabat yang lain. Sahabat ini kemudian melaporkan masalah yang ia alami kepada Rasulullah Saw.“Wahai Rasul, saat para sahabat lain sedang giat-giatnya bersedekah, aku diam saja. Hanya aku yang tidak bersedekah. Aku tidak bersedekah bukan karena aku tidak mau, tapi aku tidak mampu. Jangankan bersedekah, untuk memenuhi kebutuhanku sehari-hari saja aku tak mampu.”Mendengar pertanyaan sahabat nabi tadi, Nabi kemudian meyampaikan sabdanya تَبَسُّمُكَ فِي وجْهِ أخِيكَ صَدَقَةٌ»“Senyummu kepada saudaramu itu sedekah.”Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Sahih Ibn Hibban, diriwayatkan juga oleh Imam al-Bukhari dalam kitabnya yang lain, yaitu al-Adab al-Mufrad, diriwayatkan juga oleh Imam al-Tirmidzi dalam matan yang lebih Muslimin rahimakumullahHadis tersebut merupakan sebuah alternatif dari Rasulullah SAW kepada sahabat dan juga kita yang tidak mampu bersedekah dengan harta benda kita. Hanya dengan senyum kepada saudara kita bisa dinilai sebagai hadis yang telah khatib baca tadi, juga bisa kita ambil kesimpulan bahwa sedekah itu berarti memberi manfaat kepada orang lain. Sehingga, memberi manfaat itu tidak hanya dengan uang atau harta saja, bisa juga dengan hal-hal yang lain. Hal yang mungkin bagi kita biasa saja, namun bagi orang lain sangat senyum, sebagaimana disebutkan hadis tadi. Sadar atau tidak sadar, saat kita murah senyum, orang yang kita beri senyum akan bahagia. Misalnya, saat kita lewat di depan orang, lalu kita melempar senyum kepada orang tersebut, maka orang tersebut akan senang dan membalasnya dengan senyum pula. Alhasil, senyum merupakan ungkapan kerukunan dan perdamaian. Kita juga perlu mengingat bahwa kerukunan dan perdamaian adalah ciri-ciri orang beriman. Sebagaimana sabda Nabi Sawقالَ رسول الله – ﷺ لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتّى تُؤمِنُوا، ولاَ تُؤْمِنُوا حَتّى تَحابُّوا، أوَلاَ أدُلُّكُمْ عَلى شَيْءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ». رواه مسلم. ١Rasulullah SAW bersabda “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak bisa disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu, yang kalau kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah perdamaian antara kalian.”Tentunya, yang dimaksud sedekah dalam hal ini bukan sedekah yang sifatnya wajib seperti zakat dan semacamnya melainkan sedekah Muslimin rahimakumullahJika kita urut sebab musababnya, maka semua bisa berawal dari senyuman. Orang bisa rukun dan damai dengan orang lain, jika saling peduli, saling senyum. Senyum menghasilkan perdamaian. Perdamaian menghasilkan saling cinta. Saling cinta menghasilkan keimanan. Dan keimanan balasannya karena itu, keimanan tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus disertai dengan rasa saling cinta dan upaya menebar kebaikan dan perdamaian. Keimanan tidak hanya sebatas percaya kepada Allah lalu melakukan shalat lima waktu saja, melainkan juga harus dibarengi perbuatan-perbuatan baik yang sifatnya Muslimin rahimakumullahDalam hadis yang lebih lengkap dijelaskan bahwa sedekah itu bukan hanya senyum saja. Dalam al-Jami’ al-Saghir karya al-Suyuthi dijelaskan beberapa hal lain yang bisa disebut juga sebagai فِي وجْهِ أخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ وأمْرُكَ بالمعررف ونَهْيُكَ عنِ المنْكَرِ صَدَقَةٌ وإرْشادُكَ الرَّجُلَ فِي أرْضِ الضَّلالِ لَكَ صَدَقَةٌ وإماطَتُكَ الحَجَرَ والشَّوْكَ والعَظْمَ عَن الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ وإفْراغُكَ مِن دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌArtinya, “Senyummu kepada saudaramu itu sedekah. Mengajak orang lain agar menjalankan hal ma’ruf dan meninggalkan hal mungkar juga sedekah. Menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat juga sedekah. Menyingkirkan batu dan duri dari jalan juga sedekah. Menuangkan isi embermu ke ember orang lain juga sedekah.”Jika semua hal yang bermanfaat tadi adalah sedekah, maka saat ini menanam pohon dan merawat pohon juga sedekah. Menjaga sebuah pohon atau tanaman agar tetap hidup, merawatnya, memberinya pupuk, menyiraminya, juga termasuk sedekah. Mengapa demikian? Karena sumber kehidupan kita saat ini, yaitu oksigen berasal dari tanaman. Jika tidak ada tanaman, maka berkuranglah oksigen. Daerah menjadi panas, kekurangan air dan selama ini tidak sadar, bisa jadi tanaman yang kita tanam, menghasilkan oksigen yang bisa dihirup dan diambil manfaatnya oleh banyak orang, di situlah letak sedekahnya. Begitu pula sebaliknya. Orang-orang yang merusak pohon, menggunduli hutan, maka sama dengan ia telah merusak kebermanfaatan bagi banyak Muslimin rahimakumullahBagi segenap jamaah yang memiliki tanaman di rumahnya, mari tetap dirawat setiap hari. Kita tidak tahu, siapa tahu, tanaman itulah tabungan surga kita. Bagi yang belum memiliki tanaman, mari menanam. Selain bisa kita manfaatkan buahnya, jika ada buahnya, oksigen yang dihasilkan juga sangat bermanfaat. Termasuk mengurangi kerusakan yang lebih Muslimin rahimakumullahSemoga khutbah singkat ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi khatib pribadi. Semoga Allah memberikan ridhanya kepada kita. اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُTeks Khutbah Keduaاَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.
. 323 211 49 59 316 149 395 60